Pesona Taman Budaya dan Filosofi

Ditulis oleh : Huda tnt

Sudah pernah mendengar istilah “Tiga Taman Terbaik di Jepang” atau dalam dialek lokal disebut “Nihon Sanmeien”?

Mungkin ini istilah yang jarang didengar oleh wisatawan asing, namun bagi orang Jepang tiga taman ini sangatlah terkenal. Tiga taman yang termasuk “Nihon Sanmeien” ialah: Taman Kairakuen di Ibaraki, Kenrokuen di Kanazawa, dan Korakuen di Okayama.

Sebagai salah satu dari tiga taman terbaik di Jepang, Korakuen Garden menampilkan kebudayaan, filosofi dan keindahan alam dalam sebuah harmoni. Baik dari desain dan suasananya menampilkan keindahan dari berbagai sudut pandang.

Korakuen 1

Transportasi ke Korakuen Garden

Untuk mencapai kota Okayama bisa menggunakan Shinkansen langsung ke Okayama Station. Untuk opsi yang lebih murah bisa menggunakan bus malam dari Tokyo, perjalanan akan menempuh waktu satu malam (6jam). Jika dari Kyoto, bisa menggunakan Ryobi bus, perjalanan akan menempuh waktu 3,5 jam.

Dari Okayama Station langsung saja berjalan menuju ke Okayama Eki-Mae, kemudian mengambil bus di Platform 1 untuk tujuan Korakuen Garden. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 18menit dan bus akan berhenti tepat di pintu masuk Korakuen Garden. Opsi lainnya ialah dengan menggunakan trem Kota Okayama dari depan stasiun ke Shiroshita, kemudian berjalan kaki ke lokasi sekitar 10 menit.

Bagi yang suka bersepeda, bisa menggunakan opsi sewa sepeda momochari khas kota Okayama. Sepedah mini ini bisa digunakan hanya dengan membayar 100 yen untuk sekali pakai. Ini mungkin merupakan cara termudah, termurah dan tercepat untuk mencapai Korakuen Garden.

Korakuen Garden: Taman dengan Pesona Budaya dan Filosofi

Pada tahun 1687, Kaisar Ikeda Tsunamasa memerintahkan Tsuda Nagatada untuk membuat Taman Korakuen Garden. Taman ini berhasil diselesaikan pada tahun 1700 dengan desain yang filosofis dan sangat indah. Pada tahun 1884, kepemilikan dari Korakuen Garden berpindah dari Keluarga Ikeda ke Prefektur Okayama dan kemudian menjadi taman yang terbuka untuk masyarakat umum.

Semasa pengeboman pada Perang Dunia ke-2 di tahun 1945, Korakuen Garden hangus dan rusak berat, namun karena masih banyaknya lukisan dan denah yang dimiliki dari masa Edo, taman ini berhasil dibangun kembali sama persis dengan yang sebelumnya. Hingga sekarang, pesona dari filosofi dan keindahan pada masa Edo masih dapat kita nikmati di taman ini.

Korakuen 2

Rumah Samurai

Hal pertama yang akan kita jumpai saat masuk ke Korakuen Garden ialah rumah samurai. Bangunan ini merupakan rumah keluarga samurai asli yang dibeli dan dibawa ke taman ini setelah bangunan sebelumnya hancur karena serangan bom PD2. Jadi rumah ini merupakan peninggalan bersejarah sejak Periode Edo.

Saat ini, bangunan ini digunakan untuk memperkenalkan kebudayaan Jepang seperti Hinamatsuri ataupun untuk memamerkan benda-benda budaya seperti boneka, baju adat, ataupun alat musik khas Jepang.

Di sebelah Rumah Samurai ini terdapat bangunan rumah kayu bergaya kuno. Tempat ini digunakan untuk pertujukan Noh, seni topeng khas Jepang. Panggung pertunjukan ini awalnya digunakan oleh Ikeda Tsunamasa untuk mempertontonkan aksinya dalam Noh. Pada masanya, Ia sering sekali tampil untuk menghibur para kolega dan tamunya.

Aliran Air

Di Korakuen Garden terdapat aliran air yang mengitari nyaris seluruh area, karena terdapat kanal air dan danau-danau kecil di dalam taman. Pada masa Edo air ini berasal dari aliran sungai Asahi, namun setelah PD2, air sungai Asahi terkontaminasi limbah industri sehingga dalam proses pembangunan ulang Korakuen Garden digunakan air bawah tanah.

Aliran air ini sangat penting bukan hanya untuk tumbuhan hijau yang tummbuh disekitar kanal dan danau tetapi juga untuk ikan Koi yang jumlahnya ratusan di dalam danau.

Korakuen 3

Bukit Yuishinzan

Spot tertinggi di Korakuen ialah Bukit Yuishinzan, tempat ini mungkin yang paling menarik perhatian. Di lokasi ini, kita dapat melihat gambaran besar keindahan dari Korakuen Garden. Bangunan-bangunan bersejarah, sawah padi filosofis, dan tumbuhan yang indah di Korakuen bisa kita saksikan dari tempat ini.

Korakuen 4

Sawah Padi 3×3

Di bagian tengah Korakuen Garden terdapat Sawah Padi 3×3. Tempat ini menggambarkan filosofi Konfusianisme tentang pajak. Ajaran Konfusius tentang pajak ialah seperti pembagian lahan 3×3 ini, dimana seorang pemilik tanah(penguasa) yang baik menyerahkan pengerjaan tiap petak sawah di untuk seorang petani (1 keluarga), kemudian 8 orang petani tersebut bekerja sama merawat petak sawah di bagian tengah. Hasil panen dari padi dari delapat petak sawah di bagian pinggir diberikan kepada masing-masing petani, sementara bagian tengah diserahkan untuk pemilih lahan/penguasa.

Ikeda Mitsumasa ialah seorang yang mengikuti ajaran Konfusius sehingga ia mencoba merefleksikan ajarannya di taman miliknya tersebut. Ajaran Konfusius tentang pajak ini masih bisa kita lihat di Korakuen Garden, dan setiap tahunnya Prefektur Okayama mengadakan even menanam padi bersama untuk anak-anak SD di sawah ini.

Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Korakuen Garden memiliki koleksi pohon Ume, Sakura, dan Momiji yang akan tampak indah pada masing-masing musimnya. Artinya tidak ada waktu yang terbaik untuk berkunjung, karena setiap musim taman Korakuen akan menampilkan keindahan yang berbeda.

Mungkin waktu terbaik berkunjung ke Korakuen garden ialah pada setiap musim. Karena wajah dari taman ini berubah di setiap musimnya. Korakuen Garden akan dingin kering dengan sedikit vegetasi saat musim dingin, berwarana pink cantik saat musim semi, dan merah menyala oleh daun Momiji saat musim gugur.

korakuen 5

Tempat Makan dan Sholat

Baru-baru ini, terdapat tempat makan halal di depan jembatan menuju Korakuen Garden yang bernama “Antenna cafe”. Tempat ini menyediakan menu makanan Sri Lanka, semacam kari sayuran dan ikan tanpa alkohol maupun ekstrak daging. Menu yang disediakan lezat dan tidak terlalu mahal, sangat cocok untuk keluarga.

Pada musim gugur maupun musim semi, mungkin akan lebih menyenangkan untuk melakukan piknik di Korakuen Garden, cukup siapkan makanan dari rumah dan kalian bisa menikmatinya bersama dengan gugurnya momiji dan sakura.

Tidak ada ruangan sholat di taman ini, namun ada banyak tempat untuk sholat di luar ruangan. Salah satu yang paling mungkin ialah di lapangan hijau yang tidak ada pagar bambunya, tempat ini sering digunakan untuk foto pernikahan ataupun piknik, sehingga tidak masalah untuk melakukan sholat di tempat ini. Kalian bisa mengambil air wudhu di toilet kemudian melaksanakan sholat di lapangan rumput. Pastikan membawa sajadah dan persiapan sholat dari rumah.

Tags:

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

CAPTCHA


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.