Katanya tinggal di Jepang mahal, lho!
Ditulis oleh Rahmania Radjadi (http://www.rahmaniaradjadi.com)
Artikel ini adalah bagian dari rangkaian artikel berjudul “Bagaimana rasanya tinggal di Jepang sebagai seorang Muslim?”. Pada artikel bagian 1, 2, 3, 4 dan 5, saya menulis artikel tentang shalat, masjid, Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, kurban, pendidikan bagi anak Muslim dan menyewa properti. Saya berharap rangkaian artikel ini dapat membantu umat Muslim yang ingin tinggal di Jepang karena urusan pekerjaan maupun studi.
Benarkah biaya hidup pada tiga kota di Jepang paling mahal di dunia?
Jepang adalah salah satu destinasi wisata populer di dunia. Banyak wisatawan berkunjung untuk menyaksikan keunikan negeri Jepang. Tak hanya kebudayaan Jepang yang membuat orang dari penjuru dunia berkunjung, tapi juga beberapa perusahaan besar yang memimpin pasar dunia dalam industri tertentu, inilah alasan orang datang ke Jepang untuk berkarir.
Berdasarkan The Huffington Post*, biaya hidup di Jepang lebih mahal daripada biaya hidup di Amerika. Dan biaya hidup di Jepang mungkin sama dengan biaya hidup di Canada. Kemudian, berdasarkan The Telegraph**, tiga kota besar di Jepang masuk dalam peringkat 10 kota dengan biaya hidup paling mahal di dunia, dengan Tokyo duduk pada peringkat pertama. Benarkah hal itu?
Tak ada perbedaan dengan tinggal di negara lainnya
Suami saya tinggal di Jepang sejak tahun 1995 dan Ayah mertua saya tinggal di Jepang sejak tahun 1991. Saya sering mendengar mereka berkata “sejak 10 tahun lalu, biaya hidup di Tokyo cukup terjangkau dan kenaikan harga pun tidak terlalu terasa”. Tapi, saya juga pernah mendengar dari salah satu YouTuber*** mancanegara yang telah tinggal di Jepang selama 7 tahun bahwa tinggal di Tokyo bisa sangat mahal, hal ini berarti kalau kamu mengatur gaya hidup dengan disesuaikan berdasarkan kondisi finansial, biaya pengeluaran pun tidak besar.
Sebenarnya tinggal di Jepang tidak berbeda dengan tinggal di negara lainnya, sebagai manusia kita memiliki kebutuhan dasar yang sama. Kita membutuhkan tempat tinggal, gaya hidup tertentu (makanan, hiburan dan pakaian), dan pendidikan bagi anak-anak kita. Dua hal yang membuat biaya hidup di setiap negara berbeda adalah pertumbuhan ekonomi secara global dan pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri. Berdasarkan artikel dari New York Times****, saat ini Jepang memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat dibandingkan dengan dua dekade lalu. Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak menentu dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi kurang dari satu persen (hal ini menjelaskan pernyataan Ayah mertua saya tentang kenaikan harga yang tidak terlalu terasa).
Mengelola pengeluaran semaksimal atau seminimal yang kamu inginkan
Mengapa hal ini berhubungan dengan artikel bagaimana rasanya tinggal di Jepang sebagai seorang Muslim? Sebenarnya ini berhubungan dengan semua orang, tidak hanya dengan umat Muslim. Saya yakin setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, bahkan dalam sebuah keluarga, kebutuhan setiap anggota keluarga bisa berbeda. Hal yang ingin saya fokuskan dalam artikel ini adalah pernyataan “tinggal di Jepang sangat mahal” atau “Tokyo adalah kota paling mahal di dunia”, pernyataan ini tidak selalu benar. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, kamu bisa tinggal di Jepang dengan pengeluaran semaksimal atau seminimal yang kamu inginkan (tentu saja ini juga berlaku di negara lainnya).
Kita memiliki hak untuk mengelola biaya pengeluaran. Harap ingat, kalau memilih gaya hidup konsumtif, semakin besar pengeluaran kamu. Kamu bisa mengelola pengeluaran berdasarkan prioritas, hal ini akan membantu kamu dalam mengelola finansial. Kadangkala kita suka membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau menggunakan uang saat kita tidak mengelola pengeluaran berdasarkan prioritas.
* http://www.huffingtonpost.com/2015/01/21/map-expensive-countries_n_6510018.html
** http://www.telegraph.co.uk/finance/9326700/Top-10-most-expensive-cities-in-the-world-in-pictures.html?frame=2246154
*** https://www.youtube.com/watch?v=L8oIj4AiYbw
**** https://www.nytimes.com/2016/11/15/business/japan-economy-growth-trade.html?_r=0
Artikel Terkait
[bc url=”https://halalmedia.jp/id/archives/20245/what-is-it-like-for-a-muslim-to-live-in-japan-part-1/”]
[bc url=”https://halalmedia.jp/id/archives/20254/what-is-it-like-for-a-muslim-to-live-in-japan-part-2/”]
[bc url=”https://halalmedia.jp/id/archives/22297/what-is-it-like-for-a-muslim-to-live-in-japan-part-3/”]
[bc url=”https://halalmedia.jp/id/archives/22897/what-is-it-like-for-a-muslim-to-live-in-japan-part-4/”]
[bc url=”https://halalmedia.jp/id/archives/24280/what-is-it-like-for-a-muslim-to-live-in-japan-part-5/”]